Dhani mengaku asam uratnya kambuh sehingga jalannya terpincang-pincang. Ternyata asam urat yang diderita Dhani bertambah parah usai menjalani sidang. Pada Jumat (22/3), Dhani harus diinfus di tempat penahanannya di Rutan Klas I Surabaya di Medaeng. Kaki kanan Dhani bengkak berwarna merah.
"Kemarin malam, Jumat malam kita dapat telepon kondisinya lebih parah dari yang sidang. Sampai diinfus, dia minta diinfus dan minta pembantaran kan kemarin malam," kata Sahid, salah satu kuasa hukum Dhani, kepada detikcom di Surabaya, Minggu (24/3/2019).
Esoknya, Sahid mengaku langsung menjenguk Dhani. Saat itu, Dhani mengaku kondisinya sudah membaik. Namun, jika sewaktu-waktu kambuh lagi, Dhani ingin dibantarkan ke rumah sakit. Sahid pun menitipkan Dhani pada dokter rutan.
"Minta diobatin ke rumah sakit yang agak bagus lah, ke rumah sakit swasta. Dia diinfus akhirnya habis gitu sabtu (23/3) paginya aku ke sana dia agak mendingan. Kalau di Jakarta dia kan berobat ke RSPI kan," ucap Sahid.
Sahid mengatakan saat menjenguk Dhani kemarin pagi, dirinya mendapati kaki kanan Dhani bengkak dan sedikit merah. Hal ini lanjut Sahid, bisa jadi karena terlalu lama duduk bersila dan tidur di lantai.
"Mas Dhani masih di Medaeng, cuma agak bengkak kakinya sebelah kanan kayak orang kebanyakan duduk bersila, itu agak merah-merah," kata Sahid.
"Aku tanya kenapa, ya pertama kan tidur di lantai, kedua keseringan mandi air dingin," lanjut Sahid.
Selain itu, Sahid menyebut penyakit Dhani ini sempat kambuh lantaran makanan Dhani yang tak terkontrol saat di tahanan. Sahid menyebut ada beberapa makanan yang dilarang untuk penderita asam urat, namun tetap dimakan Dhani.
"Yang ketiga kata dokternya makannya itu udah ngawur. Mungkin pecel sampe apa lah itu. Makanannya ya jatah, kadang beli, kadang ada yang ngirimi gitu. Minta pecel nasi goreng Jawa, kan sukanya nasi goreng Jawa," imbuhnya.
Melihat kondisi Dhani, Sahid menyebut dokter berkali-kali mengingatkan kliennya untuk berolahraga. Dokter juga menyarankan Dhani untuk berlari-lari ke luar sembari terpapar sinar matahari.
"Terus keempat itu jarang olahraga, saya kan sempat ngobrol sama dokter itu katanya suruh keluar lah lari-lari biar kena matahari," ungkap Sahid.
Tentang diinfusnya Dhani, Kepala Rutan Medaeng Teguh Pambudi membenarkan kabar itu. Teguh menambahkan ada beberapa hal teknis yang membuat Dhani harus diinfus.
"Oh iya, cuma ini aja, asam urat. Saya di Jakarta jadi tidak melihat langsung. Kalau mendengar informasi, karena disuntik ndak bisa masuk semua makanya cara masukkan itu harus pakai infus itu," kata Teguh.
Teguh menambahkan fasilitas kesehatan di Rutan Medaeng juga cukup terjamin. Ada tiga dokter yang berjaga dan dibantu perawat hingga bangsal untuk rawat inap.
"Kami punya dokter ada tiga dokter, perawat juga ada 6 sampai 7, ruangan kesehatan untuk pemeriksaan ada, kemudian bangsal untuk rawat inap ada di blok E," papar Teguh.
(iwd/fat)
No comments:
Post a Comment