SEMARANG, KOMPAS.com - Sastrawan kawakan NH Dini (82) berpulang, Selasa (4/12/2018) kemarin. Perempuan 82 tahun itu meninggal dunia tak lama setelah mengalami insiden kecelakaan di Tol Semarang.
Korban sempat dibawa ke Intalasi Gawat Darurat di RS Elisabeth Semarang dan dilakukan pemeriksaan di sana. Namun, nyawanya tidak lagi tertolong.
Saat ini jenazah disemayamkan di Rumah Duka Wisma Lansia Harapan Asri, Banyumanik, Kota Semarang. Rencananya, Rabu pagi ini, jenazah akan akan dikremasi di Krematorium Ambarawa, Kabupaten Semarang.
"Sudah dibersihkan, ini (dibawa) ke Wisma. Rencana dikremasi di Ambarawa," ucap keponakan NH Dini, Paulus Dadik, Selasa malam.
Dikatakannya, pemilihan di Krematorium Ambarawa adalah pesan almarhumah. Rencananya, dari rumah duka ke Ambarawa akan diberangkatkan pada pukul 10.00 WIB pagi ini.
"Iti sesuai permintaan beliau. Rencana diberangkatkan sekitar pukul 10.00 WIB," tambahnya.
Di mata keluarga, NH Dini kerap dipanggil dengan eyang bibi. Ia merupakan sosok yang mandiri, tekun dan tidak mau merepotkan yang lain.
Bahkan di usia tuanya, dia memilih tinggal di Wisma Lansia, Banyumanik.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan yang Mengakibatkan Sastrawan NH Dini Tutup Usia
"Terakhir kumpul itu dua bulan yang lalu. Beliau orangnya tidak mau merepotkan keluarganya. Dia menjual aset dan memilih tinggal di panti jompo," ucap Dadik.
"Beliau pengen mandiri. Tekun juga, dan saya lihat suka berkebun," tandasnya.
Dikatakan Paulus, di masa tuanya, NH Dini rutin melakukan terapi kesehatan. Terapi yang dipilih yaitu akupuntur atau tusuk jarum. Itu dilakukan sepekan sekali di daerah Jalan Mataram, Kota Semarang.
NH Dini meninggalkan dua putra dan empat cucu. Anak pertama Marie-Claire Lintang dan anak kedua Pierre-Louis Padang Coffin.
Baca juga: Sastrawan NH Dini Tutup Usia Akibat Kecelakaan
https://regional.kompas.com/read/2018/12/05/08125341/nh-dini-berpulang-jenazahnya-dikremasi-di-ambarawa-pagi-ini
No comments:
Post a Comment