Seperti dilansir AFP, Selasa (7/5), Gerakan Republik Australia turut mengucapkan selamat atas kelahiran bayi pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Namun, mereka menyatakan tidak ingin anak itu memimpin Australia di masa mendatang.
Anak Pangeran Harry dan Meghan Markle yang bergelar Duke dan Duchess of Sussex bakal menjadi pewaris takhta ketujuh dalam garis silsilah keluarga Kerajaan Inggris. Gerakan itu berkeras ingin Australia berdiri sebagai republik dan lepas dari persemakmuran Inggris.
Penduduk Australia sepakat menggelar jajak pendapat pada 1999, untuk menentukan apakah mereka masih menginginkan tunduk kepada Inggris. Namun, ternyata saat itu mayoritas rakyat memilih supaya Negeri Kanguru tetap bergabung dengan Inggris.
Minat penduduk Australia yang ingin melepaskan diri dari Inggris juga terlihat agak menurun, setelah Meghan Markle menyatakan sedang hamil dan mengunjungi negara itu bersama sang suami pada Oktober tahun lalu.
Partai Buruh yang saat ini menjadi oposisi pemerintah Australia menyatakan akan kembali mengusulkan referendum, jika menang dalam pemilihan umum pada 18 Mei mendatang.
Perdana Menteri Scott Morrison adalah salah satu pendukung supaya Australia tetap bergabung dengan Inggris. Dia dan koalisinya menyampaikan ucapan selamat atas kelahiran anak pertama Pangeran Harry.
Ucapan itu dibalas Gerakan Republik Australia dengan menyatakan, "Kami menyampaikan salam hangat kepada Harry dan Meghan atas kelahiran anak mereka. Namun, kami juga juga menyampaikan selamat kepada seluruh penduduk Australia yang melahirkan hari ini," lanjut pernyataan itu.
"Tujuan kami adalah membuat negara memberi ruang bagi setiap anak untuk mencapai prestasi tertinggi tanpa melihat latar keluarganya," tambah pernyataan itu. (ayp)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190507141856-113-392676/gerakan-republik-australia-olok-kelahiran-anak-pangeran-harry
No comments:
Post a Comment